BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Indonesia
patut bersyukur karena dikaruniai hutan yang luas dan memiliki keanekaragaman
yang tinggi. Menyempitnya luas hutan hujan tropika di Indonesia akibat
eksploitasi pohon dari jenis-jenis komersil, perladangan berpindah, perambahan
hutan dan masalah pelestariannya akhir-akhir ini menjadi pembicaraan masyarakat
internasional maupun masyarakat Indonesia sendiri. Kondisi di atas menyebabkan
semakin terkurasnya luas hutan alam tropis yang dikhawatirkan akan memberi
dampak negatif terhadap kehidupan umat manusia. Indonesia memiliki 10% hutan
tropis dunia yang masih tersisa. Hutan Indonesia memiliki 12% dari jumlah
spesies binatang menyusui/mamalia, pemilik 16% spesies binatang reptil dan
ampibi, 1.519 spesies burung dan 25% dari spesies ikan dunia. Sebagian diantaranya
adalah endemik atau hanya dapat ditemui di daerah tersebut. Luas hutan alam
asli Indonesia menyusut dengan kecepatan yang sangat mengkhawatirkan.
Hingga saat ini, Indonesia telah kehilangan hutan aslinya sebesar 72 persen (World Resource Institute, 1997).
Penebangan hutan Indonesia yang tidak terkendali selama puluhan tahun dan
menyebabkan terjadinya penyusutan hutan tropis secara besar-besaran. Laju
kerusakan hutan periode 1985-1997 tercatat 1,6 juta hektar per tahun, sedangkan
pada periode 1997-2000 menjadi 3,8 juta hektar per tahun. Hal ini menjadikan
Indonesia merupakan salah satu tempat dengan tingkat kerusakan hutan
tertinggi di dunia. Berdasarkan hasil penafsiran citra landsat tahun 2000
terdapat 101,73 juta hektar hutan dan lahan rusak diantaranya seluas 59,62 juta
hektar berada dalam kawasan hutan (Badan
Planologi Dephut, 2003). Pada abad ke-16 sampai pertengahan abad ke-18, hutan alam
di Jawa diperkirakan masih sekitar 9 juta hektar. Pada akhir tahun 1980-an,
tutupan hutan alam di Jawa hanya tinggal 0,97 juta hektar atau 7 persen dari
luas total Pulau Jawa. Saat ini, penutupan lahan di pulau Jawa oleh pohon
tinggal 4 %. Pulau Jawa sejak tahun 1995 telah mengalami defisit air sebanyak
32,3 milyar meter kubik setiap tahunnya. Dengan semakin berkurangnya tutupan
hutan Indonesia, maka sebagian besar kawasan Indonesia telah menjadi kawasan
yang rentan terhadap bencana, baik bencana kekeringan, banjir maupun tanah
longsor. Sejak tahun 1998 hingga pertengahan 2003, tercatat telah terjadi 647 kejadian
bencana di Indonesia dengan 2022 korban jiwa dan kerugian milyaran rupiah, 85%
dari bencana tersebut merupakan bencana banjir dan longsor yang diakibatkan
kerusakan hutan (Bakornas Penanggulangan
Bencana, 2003)
Selain itu, Indonesia juga akan kehilangan beragam hewan dan tumbuhan yang
selama ini menjadi kebanggaan bangsa Indonesia. Sementara itu, hutan Indonesia
selama ini merupakan sumber kehidupan bagi sebagian rakyat Indonesia. Hutan
merupakan tempat penyedia makanan, penyedia obat-obatan serta menjadi tempat
hidup bagi sebagian besar rakyat Indonesia. Dengan hilangnya hutan di
Indonesia, menyebabkan mereka kehilangan sumber makanan dan obat-obatan.
Seiring dengan meningkatnya kerusakan hutan Indonesia, menunjukkan semakin
tingginya tingkat kemiskinan rakyat Indonesia, dan sebagian masyarakat miskin
di Indonesia hidup berdampingan dengan hutan. Hutan Indonesia juga merupakan
paru-paru dunia, yang dapat menyerap karbon dan menyediakan oksigen bagi
kehidupan di muka bumi ini. Fungsi hutan sebagai penyimpan air tanah juga akan
terganggu akibat terjadinya pengrusakan hutan yang terus-menerus. Hal ini akan
berdampak pada semakin seringnya terjadi kekeringan di musim kemarau dan banjir
serta tanah longsor di musim penghujan. Pada akhirnya, hal ini akan berdampak
serius terhadap kondisi perekonomian masyarakat.
Angka-angka
dan fakta-fakta tersebut di atas patut menjadi bahan renungan secara lebih
mendalam khususnya mengenai akibat-akibat lanjutannya dalam wujud kehancuran
sumber-sumber alam yang terjadi secara berangsur-angsur tapi pasti.
Penyuluhan kehutanan (yang akan dibahas pada materi ini) merupakan salah
satu unsur yang perlu “sangat diperhatikan” karena media ini adalah salah satu
ujung tombak digaris depan keberhasilan pembangunan kehutanan. Betapa tidak! jumlah
penduduk yang terus bertambah dengan laju pertumbuhan yang tinggi, sudah pasti
memerlukan lahan dan kayu yang semakin tinggi pula. Sasaran tunggal untuk
mendapatkan keduanya adalah hutan dan hal itu tidak dapat dipungkiri ataupun
dielakkan. Masalah yang kemudian timbul adalah bagaimana memanfaatkannya secara
lestari dan berkesinambungan. Selain itu masyarakat desa yang semakin terdesak
akhirnya menjadi “lapar lahan” dan merambah hutan walau hutan lindung
sekalipun. Mereka kebanyakan mengaku “tidak tahu” kalau hutan lindung dilarang
untuk ditebang atau lokasi hutan yang dibukanya adalah daerah terlarang untuk
melakukan kegiatan.
Disinilah peran penyuluh kehutanan sangat diharapkan. Namun dibalik semua
itu, sangat diharapkan pula adanya tingkat pengetahuan yang memadai bagi para
penyuluh tentang metode-metode penyuluhan kehutanan.
Karena itulah di dalam makalah ini hendak untuk dipaparkan tentang penyuluh
kehutanan dan metode-metode penyuluhan kehutanan, sasaran penyuluhan dan materi
dalam penyuluhan dengan maksud untuk mensejahterakan masyarakat dan tetap
menjaga kelestarian hutan.
B. Rumusan Masalah
1.
Apa sebernanya yang dimaksud penyuluh kehutanan ?
2.
Apa yang dimaksud penyuluhan kehutanan ?
3.
Bagaimana fungsi dan peran penyuluhan kehutanan ?
4.
Hal apa saja syarat kualifikasi menjadi penyuluh
kehutanan?
5.
Hal apa saja yang disampaikan dalam penyuluhan
kehutanan ?
6.
Siapa yang menjadi sasaran bagi penyuluhan kehutanan ?
C. Tujuan
Tujuan penyusunan makalah yang berjudul “ Penyuluhan dalam Konteks Ilmu
Kehutanan”, yaitu agar para pembaca:
·
Mengetahui penyuluh dan penyuluhan kehutanan.
·
Mengetahui fungsi dan peran dari profesi penyuluh
kehutanan dan kegiatan penyuluhan kehutanan.
·
Mengetahui sasaran dari kegiatan penyuluhan kehutanan
D. Manfaat
Manfaat
yang dapat diperoleh dari penyusunan makalah ini, yaitu para pembaca dapat
memperoleh pengetahuan serta wawasan baru mengenai salah satu bidang ilmu dalam
Kehutanan dalam hal ini mengenai Penyuluhan Kehutanan.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Penyuluhan
Kehutanan
Penyuluh
Kehutanan adalah seseorang yang atas nama pemerintah atau lembaga penyuluhan
berkewajiban untuk mempengaruhi proses pengambilan keputusan yang dilakukan
oleh sasaran penyuluhan untuk mengadopsi inovasi.
Istilah
penyuluhan pada dasarnya diturunkan dari kata "Extension” yang dipakai secara meluas di banyak kalangan. Extension
itu sendiri diartikan sebagai perluasan atau penyebarluasan, dengan demikian
ada unsur penyebarluasan sesuatu yang berbau informasi yang terkandung di dalam
kata Extension. Jika dikaitkan dengan
masalah kehutanan, maka Penyuluhan Kehutanan menurut Mahbub (2011:4) dapat berarti :
Proses penyebarluasan informasi yang berkaitan dengan
upaya konservasi sumber daya hutan demi tercapainya tingkat penggunaan lahan
hutan yang bijaksana, berkesinambungan dan lestari yang hasil dari kegiatan
tersebut dapat meningkatkan kesejahteraan keluarga masyarakat yang berdiam di
sekitar hutan.
Penyebarluasan informasi yang dimaksud dalam hal ini
sebenarnya mencakup penyebaran beragam informasi. Ditinjau dari segi materinya
informasi tersebut dapat berupa:
1.
Ilmu dan teknologi yang bermanfaat bagi usaha peningkatan
kesejahteraan dan taraf hidup masyarakat.
2.
Analisis ekonomi yang bekaitan dengan upaya memperoleh
pendapatan atau keuntungan dari suatu kegiatan yang komplementer antara ekologi
dan ekonomi.
3.
Ragam kelembagaan yang diperlukan untuk menunjang upaya
peningkatan kesadaran masyarakat terhadap fungsi ganda hutan.
4.
Upaya-upaya yang harus dilakukan untuk melakukan rekayasa
sosial demi tercapainya kesadaran masyarakat terhadap fungsi ganda hutan.
5.
Peraturan dan kebijaksanaan yang harus diterapkan dan
dilaksanakan oleh semua pihak yang terkait.
Selain itu penyebaran informasi dalam
penyuluhan kehutanan juga mencakup: penyebaran informasi yang berlangsung
antara penentu kebijakan, antara peneliti, antar penyuluh, antar petani maupun
antar pihak-pihak yang berkedudukan setingkat yang dalam proses pembangunan
kehutanan.
Penyuluhan kehutanan dapat pula berarti suatu cara atau
usaha pendidikan yang bersifat non formal untuk masyarakat di desa sekitar
hutan.
B. Fungsi dan Peran Penyuluhan Kehutanan
Penyuluhan
kehutanan adalah suatu proses penyerbaluasan informasi dengan tujuan untuk
konservasi demi tercapainya penggunanaan dan pemanfaatan hutan dengan baik,
bijaksana dan berkesinambungan, mempunyai fungsi dan peran yang besar dalam
menyampainya informasi sebagai sarana memperoleh ilmu pengetahuan yang terkini
utamnya bagi masyarakat desa sekitar hutan. Karena masyarakat yang bermukim
disekitar hutan tersebut lebih banyak bergantung dan berinteraksi dengan hutan
sehingga peran dan fungsi dari kegiatan penyuluhan kehutanan dan profesi
penyuluh kehutanan sangat penting untuk memberi bimbingan terhadap masyarakat
desa yang bermukim disekitar hutan dalam memanfaatkan hutan dan tetap menjaga
kelestarian hutan yang merupakan paru-paru dunia.
Berbagai fungsi penyuluhan kehutanan itu
sendiri, yaitu:
1. Penyuluhan Kehutanan Sebagai Proses Komunikasi
Penyuluhan kehutanan merupakan komunikasi yang bersifat
dua arah. Ada penyuluh kehutanan sebagai penyampai (komunikator) yang bersifat
sosial dan ada masyarakat sebagai penerima penyampai (komunikan) yang bersifat
individu. Sifat sosial dan individu ini akan saling mempengaruhi dalam suatu
proses yang berkesinambungan.
Komunikasi dalam penyuluhan sangat ditentukan oleh bentuk
hubungan antara penyuluh selaku komunikator dengan sasaran yaitu masyarakat
selaku komunikan. Jika antara kedua belah pihak telah terjadi penyesuaian,
komunikasi akan berjalan lancar. Dalam hal ini komunikator senantiasa harus
mencoba mencapai kesesuaian dengan komunikan. Artinya apa yang disampaikan
penyuluh harus pula dimengerti oleh masyarakat dalam suatu persamaan persepsi.
Proses-proses yang terjadi antara komunkator dengan
komunikan dapat dilihat pada bagan di bawah ini:
Komunikator Komunikan
( Penyuluh )
(Sasaran/Masyarakat)
Menerangkan Mengerti
Mendidik Bersedia belajar
Mempengaruhi Memutuskan
untuk
menerima
2. Penyuluhan Kehutanan Sebagai Proses Penerangan
Dalam
bahasa Indonesia, istilah penyuluhan berasal dari kata dasar “suluh” yang
berarti pemberi terang di tengah kegelapan. Bertitik
tolak dari pengertian tersebut maka penyuluhan kehutanan dapat diartikan:
Proses untuk
memberikan penerangan kepada masyarakat tentang segala sesuatu yang belum
diketahui dengan jelas untuk dilaksanakan/diterapkan pada kegiatan-kegiatan
kehutanan.
Tetapi
penerangan yang dilakukan tidaklah sekedar “memberi penerangan", tetapi
penerangan yang dilakukan melalui penyuluhan kehutanan harus berkesinambungan
sampai betul-betul diyakini (oleh juru penerangan/penyuluh) bahwa segala
sesuatu yang diterangkan benar-benar telah dipahami, dihayati dan dilaksanakan
oleh masyarakat sasaran.
Hal
ini harus benar-benar dipahami oleh semua pihak, terutama penyuluh kehutanan,
bahwa penyuluh berbeda dengan sekedar "memberi tahu atau
menerangkan". Artinya sebelum segala sesuatu yang disuluhkan tadi
benar-benar dipahami, dihayati dan dilaksanakan/diterapkan oleh masyarakat
sasarannya, penyuluh kehutanan yang bersangkutan harus terus menerus memberikan
penerangannya. Seorang penyuluh kehutanan tidak boleh merasa jenuh untuk
melakukan tugasnya, yaitu melaksanakan penyuluhan tentang hal yang sama.
3.
Penyuluhan
Kehutanan Sebagai Proses Perubahan Perilaku
Karena sasaran penyuluhan kehutanan adalah perubahan
perilaku maka pada hakekatnya perubahan perilaku itu adalah perwujudan dari:
pengetahuan, sikap dan keterampilan yang dapat diamati baik langsung maupun
tidak langsung dengan indera manusia. Dari keterangan tersebut maka penyuluhan
kehutanan dapat diartikan:
Proses perubahan perilaku (pengetahuan, sikap dan keterampilan) dikalangan
masyarakat agar mereka mau, tahu, dan mampu menggunakan sumber daya hutan
secara lestari dan berkesinambungan.
Dalam hal ini perlu dipahami bahwa:
- Tahu, berarti benar-benar memahami dengan pikirannya tentang segala teknologi, serta informasi yang harus ia lakukan/kerjakan. Pengertian tehu tidak hanya sekedar dapat mengemukakan atau mengucapkan tentang apa yang ia ketahui. Akan tetapi setidak-tidaknya dapat menggunakan pengetahuannya itu dalam kegiatan-kegiatan memanfaatkan hutan. Bahkan lebih tinggi dari itu, yaitu sampai dengan tahap menganalisis, mensintesa, dan mengevaluasi segala sesuatu yang berkaitan dengan pengetahuan yang dimilikinya.
- Mau, dengan sukarela dan atas kemauan sendiri untuk mencari, menerima, memahami, menghayati, dan menerapkan/melaksanakan segala informasi (baru) yang diperlukan untuk peningkatan produksi, pendapatan, dan keuntungan serta perbaikan kesejahteraan keluarga/masyarakat.
- Mampu, baik dalam hal pengertian terampil untuk melaksanakan semua kegiatan, maupun dapat mengupayakan sendiri sumber daya (input) yang diperlukan demi peningkatan produksi, pendapatan/keuntungan dan perbaikan kesejahteraan keluarga/masyarakat.
4.
Penyuluhan Kehutanan
Sebagai Proses Pendidikan
Inti
dari sasaran penyuluhan kehutanan adalah perubahan perilaku melalui pendidikan
yaitu suatu perubahan perilaku yang dilatarbelakangi oleh:
- Pengetahuan/pemahaman tentang segala sesuatu yang dinilainya lebih baik atau bermanfaat bagi dirinya sendiri, keluarga dan masyarakat.
- Dengan kemauan sendiri tanpa paksaan dari pihak lain (keluarga, kerabat, tetangga, sahabat ataupun penguasa).
- Kemampuan untuk melakukan sesuatu yang menyediakan sumber daya yang diperlukan untuk terjadinya suatu perubahan.
Karena
itulah segi pendidikan penyuluhan kehutanan dapat diartikan suatu system
pendidikan bagi masyarakat untuk membuat mereka tahu, mau dan mampu berswadaya melaksanakan upaya peningkatan
produksi, pendapatan dan perbaikan kesejahteraan dari kegiatan masyarakat dalam
memanfaatkan hutan.
Karena
penyuluhan kehutanan merupakan pendidikan yang diarahkan kepada orang dewasa,
maka hal-hal yang harus diperhatikan sebagai berikut:
- Metode pendidikan lebih banyak bersifat lateral yang saling mengisi dan berbagi pengalaman dibanding pendidikan yang bersifat vertical atau menggurui atau ceramah.
- Keberhasilannya tidak ditentukan oleh jumlah materi/informasi yang disampaikan, tetapi seberapa jauh tercipta dialog antara pendidik dengan peserta didik.
- Sasaran utamanya adalah orang dewasa (baik dewasa dalam arti biologis maupu psikologis).
5. Penyuluhan
Kehutanan Sebagai Rekayasa Sosial
Pelaksanaan
Penyuluhan Kehutanan dilapangan semata-mata berdiri sendiri sebagai suatu
sistem pendidikan. Kegiatan penyuluhan kehutanan seringkali (bahkan selalu)
harus dikaitkan dengan kegiatan lain sebagai salah satu sub sistem dari suatu sistem pembangunan
kehutanan yang direncanakan. Karena itu pelaksanaan penyuluhan
kehutanan juga memerlukan pengorganisasian yang lengkap dengan aturan tentang
hubungannya dengan sub sistem yang lain di samping itu, penyuluhan kehutanan
juga semakin berkembang sebagai salah satu upaya untuk mengatur, menggerakkan
dan mengarahkan serta menciptakan suatu sistem sosial tertentu yang
beranggotakan orang-orang dengan ketentuan memiliki perilaku tertentu sesuai
dengan fungsi dan peran yang harus dimainkannya dalam sistem sosial tersebut.
Dengan perkataan lain, penyuluhan kehutanan juga
merupakan proses "rekayasa sosial" untuk terciptanya perilaku dari
anggota-anggotanya seperti yang dikehendaki demi tercapainya peningkatan
produksi, pendapatan keuntungan dan perbaikan kesejahteraan keluarga petani dan
masyarakat.
Secara umum, peran penyuluh
hanya dibatasi pada kewajibannya untuk menyampaikan inovasi dan mempengaruhi
sasaran penyuluhan melalui metode dan teknik-teknik tertentu sampai mereka
(sasaran penyuluhan) itu dengan kesadaran dan kemampuannya sendiri mengadopsi
inovasi yang disampaikan.
Akan
tetapi, dalam perkembangannya, peran penyuluh tidak hanya terbatas pada fungsi
menyampaikan inovasi dan mempengaruhi proses pengambilan keputusan yang
dilakukan oleh sasaran penyuluhannya, akan tetapi ia harus mampu menjadi
jembatan penghubung antara pemerintah atau lembaga penyuluhan yang diwakilinya
dengan masyarakat sasaran, baik dalam hal menyampaikan inovasi atau
kebijakan-kebijakan yang harus diterima dan dilaksanakan oleh masyarakat
sasaran, maupun untuk menyampaikan umpan balik atau tanggapan masyarakat kepada
pemerintah/lembaga penyuluhan yang bersangkutan.
Ada 3 macam peran
penyuluh yaitu :
- Pencairan diri dengan masyarakat sasaran
- Menggerakkan masyarakat untuk melakukan perubahan-perubahan
- Pemantapan hubungan dengan masyarakat sasaran
Ketiga macam peran tersebut padat
diperinci sebagai berikut :
1. Pengembangan
Kebutuhan Untuk Melakukan Perubahan-perubahan
a.
Diagnosa
masalah atau kebutuhan-kebutuhan yang benar-benar diperlukan oleh masyarakat
sasaran
b.
Pemilihan
objek perubahan yang tepat, dengan kegiatan awal yang benar-benar diyakini
berhasil dan memiliki arti yang sangat strategis bagi berlangsungnya
perubahan-perubahan lanjutan di masa yang akan datang
c.
Analisis
tentang motivasi dan kemampuan masyarakat sasaran untuk melakukan perubahan,
sehingga upaya perubahan yang direncanakan mudah diterima dan dapat
dilaksanakan sesuai dengan sumberdaya yang dimiliki oleh sasaran
d.
Analisis
sumberdaya yang tersedia dapat digunakan oleh penyuluh untuk perubahan seperti
yang direncanakan
e.
Pemilihan
peran bantuan yang paling tepat yang akan dilakukan oleh penyuluh, baik berupa
bantuan keahlian, dorongan/dukungan untuk melakukan perubahan, pembentukan
kelembagaan atau memperkuat kerjasama masyarakat atau menciptakan suasana
tertentu bagi terciptanya perubahan.
2. Menggerakkan Masyarakat Untuk Melakukan
Perubahan
Dalam tahapan
ini, kegiatan yang harus dilakukan oleh seorang penyuluh Kehutanan adalah :
a. Menjalin hubungan yang akrab dengan
masyarakat sasaran
b. Menunjukkan kepada masyarakat sasaran tentang
pentingnya perubahan-perubahan yang harus dilakukan, dengan menunjukkan
masalah-masalah dan kebutuhan-kebutuhan yang belum dirasakan oleh masyarakat
sasarannya
c. Bersama-sama masyarakat, menentukan
prioritas kegiatan, memobilisasi sumberdaya (mengumpulkan dana,
menyelenggarakan pelatihan, membentuk dan mengembangkan kelembagaan) dan
memimpin (mengambil inisiatif, mengarahkan dan membimbing) perubahan yang
direncanakan.
3. Memantapkan Hubungan Dengan Masyarakat Sasaran Melalui Kegiatan:
a. Terus menerus menjalin kerjasama dan
hubungan baik dengan masyarakat sasaran, terutama tokoh-tokohnya (baik tokoh
formal maupun non formal)
b. Bersama-sama tokoh-tokoh masyarakat
memantapkan upaya-upaya perubahan dan merancang tahapan-tahapan perubahan yang
perlu dilaksanakan untuk jangka panjang.
c. Terus menerus memberikan sumbangan terhadap
perubahan yang profesional melalui kegiatan penelitian dan rumusan-rumusan
konseptual.
Berkaitan
dengan peran penyuluh kehutanan, maka setiap penyuluh harus melaksanakan peran
ganda sebagai:
a. Guru, yang berperan untuk merubah perilaku
(sikap, pengetahuan dan keterampilan) masyarakat sasarannya
b. Penganalisa, yang selalu melakukan pengamatan
terhadap keadaan (sumberdaya alam, perilaku masyarakat, kemampuan dana dan
kelembagaan yang ada) dan masalah-masalah serta kebutuhan-kebutuhan masyarakat
sasaran dan melakukan analisis tentang alternatif pemecahan masalah/pemenuhan
kebutuhan-kebutuhan tersebut
c. Penasehat, untu memilih
alternatif-alternatif perubahan yang paling tepat yang secara teknis dapat dilaksanakan, secara
ekonomis menguntungkan dan dapat diterima oleh nilai-nilai sosial budaya
setempat
d. Organisator, yang harus mempu menjalin
hubungan baik dengan segenap lapisan masyarakat (terutama tokoh-tokohnya),
mampu menumbuhkan kesadaran dan menggerakkan partisipasi masyarakat, mampu
berinisiatif bagi terciptanya perubahan-perubahan serta dapat memobilisasi
sumber daya.
C.
Kualifikasi Penyuluh
Kehutanan
Dalam setiap profesi dibutuhkan keterampilan serta kemampuan akademik
tertentu untuk mendukung kinerja yang profesinal dan optimal. Semua hal itu
biasa dirangkum dalam suatu kualifikasi, yaitu syarat untuk mengambil suatu
profesi. Dalam setiap bidang kualifikasi yng dibutuhkan tentu saja berbeda
dengan bidang lainnya.
Adapun dalam bidang kehutanan Kualifikasi yang harus dimiliki
oleh seorang penyuluh kehutanan adalah :
- Kemampuan berkomunikasi, penyuluh harus mampu berempati dan berinteraksi dengan masyarakat sasarannya
- Sikap penyuluh kehutanan yang menghayati dan bangga terhadap profesinya, inovasi yang disampaikan telah teruji manfaatnya, menyukai dan mencintai masyarakat sasarannya
- Kemampuan pengetahuan penyuluh tentang: isi, fungsi dan manfaat dari inovasi yang disampaikan, latar belakang dan keadaan masyarakat sasarannya dan mengetahui serta memahami faktor-faktor penunjang dan penghambat terlaksananya program kegiatan.
- Karakteristik sosial budaya penyuluh kehutanan. Seorang penyuluh kehutanan yang baik sejauh mungkin harus memiliki latar belakang sosial budaya yang sesuai dengan keadaan sosial budaya masyarakat sasarannya. Setidak-tidaknya, jika seorang penyuluh yang akan bertugas di wilayah kerja yang memiliki kesenjangan sosial budaya yang telah dimilikinya, ia harus selalu berusaha untuk menyiapkan diri dan berusaha terus menerus mempelajari dan menghayati nilai-nilai sosial budaya masyarakat setempat.
D.
Materi
Yang Disampaikan dalam Penyuluhan Kehutanan
Materi penyuluhan kehutanan, pada hakekatnya merupakan
segala pesan-pesan mengenai pengelolaan hutan yang ingin dikomunikasikan oleh
seorang penyuluh kehutanan kepada masyarakat sebagai sasarannya. Dengan
kata lain, materi penyuluhan adalah pesan yang ingin disampaikan dalam proses
komunikasi pembangunan kehutanan.
Sebenarnya yang menjadi pokok setiap
kegiatan penyuluhan kehutanan ialah proses penyampaian ilmu dan teknologi
kehutanan. Ilmu bersifat teori, untuk memikirkan sesuatu. Teknologi bersifat
praktis, menjalankan apa yang telah difikirkan oleh ilmu. Jadi materi yang disampaikan kepada para
petani dapat berupa pengetahuan, misalnya pemberian informasi tentang
perkembangan kehutanan, atau informasi lain yang menyangkut kehutanan. Materi yang bersifat praktis menyangkut
teknologi, misalnya materi tentang cara mengerjakan tanah, cara membuat teras,
cara membuat persemaian sederhana, bagaimana menanam pohon agar persentase
tumbuhnya tinggi, bagaimana menanggulagi serangan hama dan sebagainya. Dengan demikian informasi pengetahuan hanya
bersifat menolong, merangsang dan memperluas pandangan petani terhadap
perkembangan dunia luar.
Gagalnya hubungan atau tujuan
penyuluhan kehutanan yang diharapkan, mungkin sebagian dapat disebabkan apabila
ide yang disampaikan itu bertentangan dengan adat kebiasaan dan kepercayaan
petani setempat. Mungkin juga karena ide
yang disampaikan tidak sesuai dengan tingkat kemampuan dan jenis kegiatan
memanfaatkan hutan yang sudah biasa dilaksanakan oleh masyarakat yang diberi
anjuran, disinilah pentingnya pemilihan
materi apa yang sesuai untuk suatu daerah, karena adanya perbedaan adat,
kepercayaan, tingkat kemampuan dan jenis kegiatan yang berbeda satu dengan
lainnya.
Dengan adanya metode dan media
penyuluhan kehutanan, materi yang akan
disampaikan harus sesuai pula dengan metode dan media yang akan digunakan.
Sifat dan dasar materi yang disampaikan melalui media perorangan akan berbeda
dengan sifat materi yang disampaikan media kelompok, ataupun media massa.
Pada umumnya masyarakat tani lebih
cepat menerima ide yang berpengaruh langsung pada produksi daripada ide yang
tidak atau kurang langsung dirasakan. Misalnya, dalam suatu kegiatan Agroforestry, penggunaan pupuk yang baru akan
lebih cepat diterima dibandingkan dengan pemberian informasi tentang cara
menggunakan pestisida baru, sebab pengaruh atau akibat pupuk lebih langsung
terasa dalam kenaikan produksi usaha Agroforestrynya.
Demikian halnya penyampaian informasi
tentang sesuatu yang sedang populer di kalangan masyarakat, akan lebih cepat
diterima daripada materi yang terlalu baru. Misalnya dikalangan petani sedang
populer atau ramai-ramai menanam cengkeh, maka materi yang menyangkut cara
menanam cengkeh yang baik akan lebih cepat diterima dan dimanfaatkan daripada
memperkenalkan varites cengkeh yang baru. Sebab ketidakpastian mengenai hal
yang baru (teknologi) biasanya masih menjadi trauma dikalangan petani.
Petani akan lebih percaya bilamana
dapat melihat sendiri apa yang dianjurkan. Ada suatu anggapan bahwa "otak
petani itu dimatanya". Petani akan lebih mengerti bilamana dapat melihat
sendiri apa yang dianjurkan. Misalnya demonstrasi akan lebih besar pengaruhnya
terhadap perubahan kelakuan petani dibandingkan pengaruh yang diakibatkan oleh
penyuluhan melalui radio, atau media massa lisan dan tulisan.
Apa yang disampaikan dalam penyuluhan
kehutanan pada akhirnya diharapkan petani mau menerima, mempelajari,
memanfaatkan, memiliki serta akan mengaplikasikannya dalam kegiatan
memanfaatkan hutan.
Agar setiap materi penyuluhan kehutanan
dapat diterima, dimanfaatkan dan diaplikasikan oleh petani, sifat yang harus
dipunyai oleh materi penyuluhan kehutanan pada umumnya harus :
a) Diperlukan
oleh masyarakat tani kebanyakan; artinya harus disesuaikan dengan jenis
kegiatan petani dalam memanfaatkan hutan dan kegiatan usahatani masyarakat
setempat yang merupakan usaha perbaikan dari apa yang sudah dilakukan
sebelumnya.
b) Dapat
dilaksanakan, sesuai dengan tingkat kemampuan saasaran.
c) Mengena
pada perasaan, artinya tidak bertentangan dengan adat kebiasaan, kepercayaan
dan pola-pola petani dalam memanfaatkan hutan yang sudah bisa dikerjakan. Kalau ada kegiatan yang bersifat merusak
hutan dan kegiatan tersebut akan dihentikan, maka materi yang disampaikan
haruslah memakai cara-cara persuasif sehingga masyarakat bisa meninggalkan
kebiasaan buruk tersebut tanpa merasa tersinggung.
d) Memberi
atau berakibat adanya keuntungan ekonomis; apa yang disampaikan harus lebih
baik dari apa yang pernah dikerjakan oleh petani sebelumnya, ada pengaruh
terhadap kenaikan taraf hidup keluarga petani.
e) Mengesankan,
artinya apa yang disampaikan berkesan di hati sehingga merangsang untuk berbuat
seperti yang dianjurkan.
f) Mendorong
ke arah kegiatan; artinya materi harus diupauakan sedemikian rupa sehingga
sasaran mau memperhatikan, mencoba menerima dan melaksanakannya.
g) Materi
yang disampaikan dalam penyuluhan kehutanan dapat berbentuk:
1) Dapat
dilihat, misalnya materi yang disampaikan melalui slide, foto, pola yang
diperbesar, surat menyurat, surat kabar, majalah dan melalui media lainnya
dalam bentuk tulisan atau gambar statis.
2) Dapat
didengar, seperti halnya penyuluhan melalui siaran radio (siaran pedesaan)
3) Dapat
didengar dan dilihat; misalnya materi yang disampaikan melalui media film,
televisi dan dalam peragaan selama pertemuan atau kursus tani.
4)
Langsung dapat dipraktekkan; cara ini terutama terjadi
dalam kegiatan demonstrasi dan peragaan dari suatu alat atau sarana. Misalnya kursus singkat penanganan lebah madu.
5) Materi
manakah yang paling besar pengaruhnya atau paling baik untuk digunakan dalam
penyuluhan kehutanan? Untuk menjawab pertanyaan iini perlu diketahui hasil
penelitian para ahli tentang daya tangkap seseorang terhadap sesuatu dalam
proses belajar sebagai berikut:
Ø 20 % jika
materi informasi diterima hanya melalui pendengaran.
Ø 30 % jika
hanya diterima melalui penglihatan
Ø 60 % jika
diterima melalui penglihatan dan pendengaran.
Ø 75 % jika
dilaksanakan melalui peragaan (sasaran dapat melihat,
mendengar dan mempraktekkan atau memperagakannya sendiri)
Data di atas menujukkan bahwa sasaran akan lebih cepat
menerima sesuatu jika mereka diajak
mengerjakan dalam kegiatan yang sedang dianjurkan.
Berbicara mengenai inovasi, maka di dalam inovasi
terdapat dua tipe pesan yaitu pesan ideologi dan pesan informatif.
- Pesan Ideologis, ialah konsep dasar yang melandasi dan dijadikan alasan untuk melaksanakan perubahan-perubahan atau pembangunan yang direncanakan demi terwujudnya perbaikan mutu hidup. Sebagai contoh, pembangunan di Indonesia memilih "Pembangunan manusia seutuhnya dan pembangunan seluruh seluruh masyarakat Indonesia demi terwujudnya masyarakat adil dan makmur, materil dan spiritual berdasarkan Pancasila", sebagai pesan ideoliogisnya.
Pesan ideologis seperti itu, terus menerus
dimasyarakatkan dan ditanamkan ke dalam lubuk hati segenap warga masyarakat,
baik sebelum perencanaan program-program pembangunan maupun proses pelaksanaan
dengan maksud untuk menumbuhkan dan menggerakkan partisipasi masyarakat, serta
menjaga agar pembangunan dapat terus berlangsung dan mencapai tujuan yang
diinginkan.
- Pesan Informatif, ialah segala bentuk informasi yang berkaitan dengan dan bergantung pada pesan ideologisnya. Pesan informatif dapat berbentuk kebijakan pembangunan, nilai-nilai sosial budaya dan semua informasi yang berkaitan dengan tujuan yang ingin dicapai serta segala macam upaya yang ingin dilaksanakan melalui kegiatan-kegiatan pembangunan yang direncanakan. Seperti ide-ide, metode, petunjuk teknis, informasi teknologi baru dan sebagainya.
Ragam materi penyuluhan kehutanan
mencakup:
a. Kebijakan
dan peraturan-peraturan yang berkaitan dengan pelaksanaan pembangunan kehutanan
(baik dari tingkat pusat sampai di tingkat lokal), seperti pola kebijakan umum
pembangunan kehutanan, kebijakan harga dasar, penyaluran kredit usaha tani,
distribusi sarana produksi, pengelolaan air dan lain-lain.
b. Hasil-hasil
penelitian/pegujian dam rekomendasi teknis yang dikeluarkan oleh instansi yang
berwenang.
c. Pengalaman
petani yang telah berhasil.
d. Informasi
pasar seperti: harga barang, penawaran dan permintaan produk usaha tani dan
lain-lain.
e. Petunjuk
teknis mengenai penggunaan alat dan saprodi.
Informasi tentang kelembagaan dan kemudahan-kemudahan
yang berkaitan dengan pembangunan kehutanan, misalnya informasi tentang
pusat-pusat informasi kehutanan, lembaga penelitian kehutanan, lembaga keuangan
dan perbankan, lembaga pemasaran saprodi, perlengkapan kegiatan usaha tani,
produk usaha tani dan lain-lain.
f. Dorongan
dan rangsangan untuk terciptanya swakarsa, swadana dan swadaya masyarakat.
Beberapa petuah yang perlu menjadi pegangan penyuluh
kehutanan.
1) Seorang
yang melihat, lebih baik daripada seribu orang yang mendengarkan.
2) Sebuah
gambar yang baik, lebih berharga daripada seribu kata-kata.
3) Pak
tani akan lebih percaya bilamana ia dapat melihat dengan mata kepala sendiri apa
yang sedang dinjurkan.
4) Jika
saya mendengar, saya lupa.
5) Jika
saya melihat saya ingat dan tahu.
6) Jika
saya mengerjakan saya mengerti dan mengenal.
Beberapa contoh materi yang dapat dibawakan dalam proses penyuluhan
kehutanan, diantaranya :
1). Teknologi benih. Menurut Sutopo
(2010:1) Teknologi benih adalah suatu ilmu pengetahuan mengenai cara-cara untuk
dapat memperbaiki sifat-sifat genetik dan fisik dari benih, yang mencakup
kegiatan-kegiatan seperti pengembangan varietas, penilaian dan pelepasan
varietas, produksi benih, pengolahan penyimpanan, pengujian serta sertifikasi
benih.
Dalam proses penyuluhan teknologi benih
menurut Sutopo (2010:2) hal-hal yang perlu diperhatikan penyuluh dalam
materinya, yaitu :
a. Mutu
genetik dari benih yang menjadi sasaran penyuluhan. Mutu genetik merupakan
penampilan benih murni dari spesies atau varietas tertentu yang menunjukkan
identitas genetik dari tanaman induknya, mulai dari benih penjenis, benih
dasar, benih pokok sampai benih besar.
b. Mutu
fisiologik benih. Mutu fisiologi menampilkan kemampuan daya hidup atau
viabilitas benih yang mencakup daya kecambah dan kekuatan tumbuh benih.
c. Mutu
fisik. Mutu fisik merupakan penampilan benih secara prima bila dilihat secara
fisik, antara lain dari ukuran yang homogen, bernas, bersih dari campuran
benoih lain, benih gulma dan dari berbagai kontaminasi lainnya.
Selain hal tersebut diatas hal-hal yang oerlu diperhatikan penyuluh, yaitu
faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam pembenihan. Menurut Kartasapoetra (
2003: 13-14) faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam pembenihan adalah :
a. Faktor
sifat tanaman
b. Faktor
keadaan tanaman
c. Faktor
kultur teknik dan pemeliharaan
d. Faktor
lokasi lahan untuk mengembangkan tanaman pembenih.
Tanpa memperhatikan keempat faktor diatas, maka sulit untuk memperoleh
benih-benih ynga baik , sehingga viabilitas (kelangsungan hidup perkembangan
tanaman) sukar dipertahankan, mengingat benih yang dipakai merupakan hasil
pengelolaan yang kurang baik.
2). Agroteknologi. Agroteknologi yaitu ilmu pengetahuan yang mengombinasikan
ilmu kehutanan, ilmu pertanian dan peternakan dalam satu areal. Ilmu kehutanan
dalam hal ini maksudnya menyertakan tanaman kehutanan yang mempunyai nilai
tinggi dalam ekonomi. Ilmu pertanian, yaitu menyertakan tanaman pertanian
seperti kacang-kacangan, polong-polongan dan sebagainya. Akar dari
kacang-kacangan dan polong-polongan terdapat bakteri dan jamur yang dapat
menyuburkan tanaman kehutanan. Sedangakn pada ilmu peternakan yang dimaksud
adalah mengikut sertakan pula binatang ternak. Sistem ini mempunyai jenis
interaksi simbiosis mutualisme, yaitu hubungan yang saling menguntungkan.
Materi lain yang dapat dibawakan dalam penyuluhan kehutanan sebernarnya
sangat banyak. Tujuan dari semua materi yang disampaikan dari proses
penyuluhan, yaitu memberdayakan masyarakat serta menjadikan masyarakat lebih
sejahtera dengan pemanfaatan sumber daya alam dan tetap berkesinambungan.
E.
Sasaran
Penyuluhan Kehutanan
Selaras
dengan pengertiannya, sasaran penyuluhan disini yaitu siapa sebenarnya yang disuluh,
atau ditujukan kepada siapa penyuluhan kehutanan itu. Jadi bukan diartikan
tujuan yang hendak dicapai oleh penyuluhan kehutanan.
Sasaran
penyuluhan kehutanan adalah petani dan keluarganya. Pernyataan seperti ini
tidak dapat disangkal, sebab pelaksanaan utama pembangunan kehutanan di
pelosok-pelosok adalah para petani dan keluarganya. Pengalaman lapangan
menunjukkan bahwa sasaran penyuluhan kehutanan sebenarnya tidak boleh hanya
petani saja, melainkan seluruh warga masyarakat yang secara langsung maupun
tidak langsung memiliki peran dalam kegiatan pembangunan kehutanan. Mereka itu
dapat dikelompokkan dalam :
a.
Sasaran
Utama Penyuluhan Kehutanan
Sasaran
utama dalam penyuluhan kehutanan adalah sasaran penyuluhan yang secara langsung
terlibat dalam kegiatan pengelolaan hutan. Termasuk dalam hal ini adalah petani
dan keluarganya. Sebagai sasaran utama, mereka harus jadi pusat perhatian
penyuluh kehutanan, sebab mereka inilah yang secara bersama-sama selalu
terlibat dalam pengambilan keputusan terakhir tentang segala sesuatu baik
teknik mengelola lahan hutan, komoditi kehutanan yang akan dikembangkan,
sarana-sarana produksi yang akan dipergunakan dan pengelolaan persemaian yang
baik yang akan diaplikasikan dalam kegiatannya.
b.
Sasaran
Penentu Dalam Penyuluhan Kehutanan
Sasaran
penentu dalam penyuluhan kehutanan adalah bukan pelaksanaan kegiatan dalam
memanfaatkan hutan, tetapi secara langsung maupun tidak langsung terlibat dalam
penentuan kebijakan pembangunan kehutanan dan atau menyediakan segala kemudahan
yang diperlukan petani untuk pelaksanaan dan pengelolaan hutan. Sasaran penentu
penyuluhan kehutanan dalam hal ini adalah :
1)
Penguasa
atau pemimpin wilayah yang memiliki kekuasaan mengambil keputusan kebijakan
pembangunan kehutanan dan sekaligus bertanggung jawab atas keberhasilan
pembangunan di wilayah kerjanya masing-masing.
2)
Tokoh-tokoh
informal yang memiliki kekuasaan atau wibawa untuk menumbuhkan opini publik dan
atau yang dijadikan panutan oleh masyarakat setempat (tokoh keagamaan, tokoh
adat, politikus, guru, dsb).
3)
Para
peneliti dan para ilmuan sebagai pemasok informasi/teknologi yang diperlukan.
4)
Lembaga
perkreditan yang berkewajiban menyediakan kemudahan kredit bagi masyarakat yang
memerlukan baik untuk pembelian saprodi, pengolahan lahan hutan termasuk upah
tenaga kerja dari luar (kalau ada) dan biaya hidup keluarganya selama
mengadakan pengelolaan hutan.
5)
Produsen
dan penyalur sarana-sarana produksi.
6)
Pedagang
dan lembaga pemasaran lainnya.
7)
Pengusaha/industri
yang mengelola hasil-hasil hutan baik kayu maupun non kayu.
c.
Sasaran
Pendukung penyuluhan Kehutanan
Sasaran
pendukung adalah pihak-pihak yang secara langsung maupun tidak langsung tidak
memiliki hubungan kegiatan dengan pembangunan kehutanan, tetapi dapat diminta
bantuannya guna melancarkan program-program penyuluhan kehutanan. Sasaran
pendukung tersebut adalah ; para pekerja sosial, seniman (terutama tokoh-tokoh
kesenian tradisional), konsumen hasil-hasil hutan dan biro iklan utamanya iklan
layanan masyarakat. Iklan layanan masyarakat ini sangat berguna mengingat
jangkauan siaran televisi sudah semakin menjangkau seluruh wilayah di Indonesia
apalagi dengan kehadiran televisi swasta. Iklan layanan masyarakat ini pada
umumnya dibuat dengan sangat menarik dan atraktif serta menonjolkan nilai
artistic yang sangat bagus, sehingga dapat menarik perhatian pihak sasaran.
Salah satu contoh iklan layanan masyarakat yang sangat baik adalah iklan yang
dibuat oleh Departemen Kehutanan mengenai pemanfaatan, pengelolaan dan
pemanfaatan hutan tropis di Indonesia yang merupakan salah satu iklan layanan
masyarakat yang terbaik di dunia meskipun banyak mendapatkan kritikan. Salah
satu kendala yang dihadapi adalah mahalnya biaya pembuatan dan penayangan iklan
layanan masyarakat ini. Untuk iklan seperti tersebut di atas menghabiskan biaya
40 milyar dengan memakan biaya 18 juta rupiah untuk penayangan setiap menit di
televisi swasta. Karena itulah perlu dirintis pembuatan dan penayangan iklan
yang murah dengan memanfaatkan fasilitas penayangan sosial yang dimiliki oleh
stasiun televisi.
BAB III
PENUTUP
Simpulan
1.
Penyuluh
Kehutanan adalah seseorang yang atas nama pemerintah atau
lembaga penyuluhan berkewajiban untuk mempengaruhi proses
pengambilan keputusan yang dilakukan oleh sasaran penyuluhan untuk mengadopsi
inovasi. Adapun penyuluhan kehutanan adalah Proses
penyebarluasan informasi yang berkaitan dengan upaya konservasi sumber daya
hutan demi tercapainya tingkat penggunaan lahan hutan yang bijaksana,
berkesinambungan dan lestari yang hasil dari kegiatan tersebut dapat
meningkatkan kesejahteraan keluarga masyarakat yang berdiam di sekitar hutan.
2.
Berbagai
fungsi penyuluh kehutanan adalah sebagai berikut :
·
Penyuluhan Kehutanan Sebagai
Proses Komunikasi
·
Penyuluhan Kehutanan Sebagai
Proses Penerangan
·
Penyuluhan
Kehutanan Sebagai Proses Perubahan Perilaku
·
Penyuluhan Kehutanan Sebagai
Proses Pendidikan
·
Penyuluhan Kehutanan Sebagai
Rekayasa Sosial
3.
Ragam materi penyuluhan kehutanan mencakup:
· Kebijakan
dan peraturan-peraturan yang berkaitan dengan pelaksanaan pembangunan kehutanan
(baik dari tingkat pusat sampai di tingkat lokal), seperti pola kebijakan umum
pembangunan kehutanan, kebijakan harga dasar, penyaluran kredit usaha tani,
distribusi sarana produksi, pengelolaan air dan lain-lain.
·
Hasil-hasil penelitian/pegujian dam rekomendasi teknis
yang dikeluarkan oleh instansi yang berwenang.
·
Pengalaman petani yang telah berhasil.
4. Sasaran
dalam kegiatan penyuluhan dapat dibagi atas :
·
Sasaran
utama.
Sasaran utama dalam penyuluhan kehutanan adalah sasaran penyuluhan yang secara
langsung terlibat dalam kegiatan pengelolaan hutan. Termasuk dalam hal ini
adalah petani dan keluarganya.
·
Sasaran
penentu.
Sasaran penentu dalam penyuluhan kehutanan adalah bukan pelaksanaan kegiatan
dalam memanfaatkan hutan, tetapi secara langsung maupun tidak langsung terlibat
dalam penentuan kebijakan pembangunan kehutanan dan atau menyediakan segala
kemudahan yang diperlukan petani untuk pelaksanaan dan pengelolaan hutan. Seperti,
Penguasa
atau pemimpin wilayah yang memiliki kekuasaan mengambil keputusan kebijakan
pembangunan kehutanan, Tokoh-tokoh informal yang memiliki kekuasaan atau wibawa
untuk menumbuhkan opini publik, Para peneliti dan para ilmuan sebagai pemasok informasi/teknologi
yang diperlukan serta lain sebagainya.
·
Sasaran
pendukung.
Sasaran pendukung adalah pihak-pihak yang secara langsung maupun tidak langsung
tidak memiliki hubungan kegiatan dengan pembangunan kehutanan, tetapi dapat
diminta bantuannya guna melancarkan program-program penyuluhan kehutanan.
Sasaran pendukung tersebut adalah ; para pekerja sosial, seniman (terutama
tokoh-tokoh kesenian tradisional), konsumen hasil-hasil hutan dan biro iklan
utamanya iklan layanan masyarakat.
DAFTAR
PUSTAKA
Kartasapoetra, Ace G. 2010. Teknologi
Benih. Rineka Cipta : Jakarta.
Purnomo, Hari. 2010. Pengantar
pengendalian Hayati. Andi Offset :
Yogyakarta.
Satopo, Lita. 2010. Teknologi Benih. Rajawali Pers : Jakarta.
Handayani_Forestry
Tidak ada komentar:
Posting Komentar